Selasa, 13 Mei 2014

Obat-obatan herbal


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman herbal.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat-obatan dari bahan kimia. Hal itu sebabkan karena  resep dokter umunya mengajurkan untuk menggunakan obat-obatan dari bahan kimia. Contoh nyata penggunaan tanaman herbal dalam zaman moderen ini seperti Jeruk Nipis yang mampu mengobati penyakit demam, dan batuk dengan kandungan fellandren dan sitral digunakan dalam obat batuk Komix Jeruk Nipis, daun jambu biji mengobati penyakit diare dengan kandungan komponen flavonoid seperti tanin sehingga digunakan dalam komposisi obat Diapet. Itu adalah beberapa contoh tanaman herbal yang digunakan untuk beberapa penyakit ringan namun sering terjangkit di dalam masyarakat sehingga menjadikan obat herbal tersebut sangat bermanfaat selain karena faktor mudah didapatkan di alam, harganya cendrung lebih terjangkau, dan tidak memiliki efek samping seperti halnya obat-obatan kimia.

1.2. Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana sejarah obat herbal?
2.    Apakah ada pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan?
3.    Apa kelebihan tanaman herbal dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia?
4.    Apa jenis-jenis tanaman herbal beserta kandungannya yang dapat digunakan sebagai obat?
1.3. Tujuan Penulisan
   Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.    Menjelaskan sejarah obat herbal.
2.    Menjelaskan pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.
3.    Menjelaskan kelebihan tanaman herbal dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia.
4.    Menjelaskan jenis-jenis tanaman herbal beserta kandungannya yang dapat digunakan sebagai obat.

1.4. Manfaat Penulisan
1.    Memberikan wawasan tentang manfaat tanaman herbal yang dapat di gunakan manusia untuk menyebuhkan penyakit.
2.    Membuat kita lebih mengoptimalkan potensi negri ini seperti tanaman obat, baik dalam pemanfaatannya maupun kelestariannya.

1.5. Metode Penulisan
Metode pembuatan makalah  yang saya gunakan adalah penyusunan dengan menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut saya menghubungkan data-data yang saya dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu saya juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang saya gunakan.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Obat Herbal
Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi ) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.  Zaman Mesir kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal. Dalam kepercayaan agama Islam tentang pengobatan,  telah disabdakan oleh  Rasullullah SAW “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.” (HR. Bukhari-Muslim).
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) juga menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdayaguna terus dilakukan pembinaan dan bimbingan serta dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan pengobatan tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan atau perawatan cara lainnya dapat dipertanggung jawabkan maknanya. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, (Young, 1980) Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor, yaitu pengobatan rumah tangga/ pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau cara tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh oleh perawat, dokter, puskesmas, atau rumah sakit, serta pengobat tradisional. Dalam pemilihan sumber pengobatan di susunlah suatu kriteria tentang sumber pengobatan tersebut.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya dan jarak. Dari empat kriteria tersebut, keparahan sakit menduduki tempat yang dominan. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970 hingga sekarang).
Pada tahun 2003, WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya- upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.
Menurut WHO, negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY,2006).

2.2. Pengaruh Tanaman Herbal Bagi Kesehatan
Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.
Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit infeksi yang memerlukan penanggulangan secara cepat dengan mengunakan antibiotika (obat modern). Pada saat itu jika hanya mengunakan Obat herbal atau Jamu yang efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya tidak efektif. Sebaliknya pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup banyak ditemukan turunan antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai penyebab penyakit infeksi.
Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes, hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik, asma, ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam atau obat herbal, walaupun penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.
Dari banyak yang terjadi dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal berpengaruh terhadap kesehatan manusia, meskipun telah ditemukan antibiotik terbaru yang efektif untuk meyembuhkan penyakit. Namun peran tanaman herbal yang sedikit memiliki efek samping bagi tubuh sulit digantikan.

2.3. Kelebihan Tanaman Herbal Dibandingkan Obat-obatan Kimia
Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan manfaat pengobatan herbal memang sudah semakin terbuka. Bahkan, penggunaan bahan-bahan herbal sudah dijadikan gaya hidup kekinian. Seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal, semakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini, tidak jarang ditemui aneka jenis obat-obatan herbal seperti jamu, yang diproses lebih modern dengan dukungan penelitian ilmiah.
Adapun kelebihan tanaman herbal dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia antara lain sebagai berikut:
1. Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
Akan tetapi, Anda tentu harus tetap berhati-hati saat memilih jamu karena ada beberapa jenis jamu yang tradisional yang diproduksi secara tidak higienis. Bahkan, menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Akhirnya, “obat herbal” ini akan mengancam kesehatan tubuh Anda. Dalam hal ini, yang membahayakan adalah kontaminasi jamur serta zat tambahan lainnya, bukan jamunya.
2. Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
3. Menghilangkan Akar Penyakit       
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala suatu penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal yang berasal dari tumbuhan. Selain uuntuk menyembuhkan gejala dari suatu penyakit, obat-obatan herbal yang berasal dari tumbuhan bekerja hingga menghilangkan akar dari suatu ppenyakit.


4. Mengandung Banyak Khasiat        
Anda tentu sepakat bahwa obat herbal memiliki banyak, bahkan sangat banyak, khasiat. Satu obat herbal saja bisa digunakan untuk mengobati lebih dari satu penyakit.
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol. 
5. Harganya Cenderung Lebih Terjangkau
Obat-obatan herbal harganya cenderung lebih terjangkau daripada obat-obatan kimia karena bahan-bahannya cenderung lebih mudah didapat.
6. Pengolahannya Mudah
Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, biasanya dengan cara ditumbuk dan direbus.

2.4. Jenis-jenis Tanaman Herbal yang Dapat Digunakan Sebagai Obat
Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan, bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk mengobati penyakit tertentu.
Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan didalam tanaman herbal :
  
Nama tanaman
Manfaat
Zat yang terkandung
Daun Seledri
Mengobati tekanan darah tinggi
butilftalida dan butilidftalida
Daun Sirih
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol
Daun Jambu biji
Mengobati diare
flavonoid seperti tanin
Daun Kumis kucing
Bersifat memperlancar air seni
Saponin, minyak atsiri, zat samak, lemak  dan glucosit orthosiphonin
Daun Landap
Mengobati rematik
saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat
Batang Kayu manis
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung  perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung.
zat-zat anti inflamasi (radang sendi)
Buah Jeruk nipis
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaanmerokok,  menghilangkan bau badan, dan memperlancar buang air kecil.
fellandren dan sitral
Buah ketumbar
Obat anti kembung
asam petroselinat, asam oktadasenat,  dan felandren
Umbi Kunyit
Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
Curcuma, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin
Mengkudu
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever,sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
Terpenoid, Zat anti bakteri, Scolopetin Zat anti kanker Xeronine dan Proxeronine
Biji Pinang
sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
alkaloid, seperti arekolin
Umbi Gingseng
penguat sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga hati, kelenjar adrenal, dan tiroid sehat, dapat membantu mencegah penyakit mulai dari flu biasa sampai kanker.
saponin dan glikosida
Rimpang alang – alang
Obat untuk memperlancar air seni
arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, dan simiarenol
Daun pegagan
Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
asiaticoside, thankuniside, isothankunisie, madecassoside, brahmoside, brahmic acid,tanin serta garam mineral

















BAB III
PENUTUP
         
3.1. Kesimpulan
1.    Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates.
2.    Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
3.    Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat-obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
4.    Macam-macam tanaman adalah daun seledri, rimpang alang-alang, buah ketumbar, tanaman kumis kucing, dll.

3.2. Saran
1.    Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
2.    Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati-matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar