Selasa, 27 Mei 2014

Lintah dan pacet

Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur pada segmen-segmen tertentu. Seperti Oligochaeta, lintah juga hermafrodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.

Bentuk tulang daun


a. Menyirip.
Seperti sirip-sirip ikan.
Contoh : tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.

b. Melengkung.
Seperti garis-garis melengkung.
Contoh : tulang daun sirih, gadung, dan genjer.

c. Menjari.
Seperti jari-jari tangan manusia.
Contoh : tulang daun pepaya, jarak, ketela pohon, dan kapas.

d. Sejajar.
Seperti garis-garis sejajar. Tiaptiap ujung tulang daun menyatu.
Contoh : tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan.

Praktikum strobilus gymnospermae


PRAKTIKUM IX

Topik               : Strobilus Gymnospermae. 
Tujuan             : Mengenal berbagai bentuk strobilus jantan dan betina pada   
                          beberapa Gymnospermae dan bagian-bagiannya.
Hari/ Tanggal  : Kamis/ 25 April 2014.
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

 

I.          ALAT DAN BAHAN

 Alat          :
1.    Alat tulis
2.    Baki
   Bahan      :
1.     Daun strobilus jantan dan betina Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese)
2.    Daun strobilus jantan dan betina Pakis haji (Cycas rumphii L.)
3.    Daun strobilus jantan dan betina Melinjo (Gnetum gnemon L.)

II.       CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengamati bagian-bagian dari strobilus: sisik, bakal biji, tangkai sporofil, tangkai strobilus, biji dan sayap.
3.      Mengamati bagian-bagian daun, duduk daun, dan deskripsi daun.
4.      Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
5.      Membuat foto pengamatan.
6.      Membuat laporannya.

III.     TEORI DASAR

Berdasarkan letak bakal bijinya, Divisio Spermatophyta dibagi dalam 2  subdivisio yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tidak terbungkus oleh daging atau daun buah, tetapi menempel pada daun buah dan terlihat jelas dari luar, sehingga dinamakan tumbuhan biji terbuka atau berbiji telanjang. Sedangkan Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijnya berada dalam daun atau daging buah dan tidak terlihat dari luar, sehingga tumbuhan Angiospermae dinamakan tumbuhan biji tertutup.
Ciri-ciri morfologi tumbuhan biji terbuka atau gymnospermae antara lain sebagai berikut:
1.      Umumnya berakar tunggang.
2.      Daun sempit, tebal dan kaku.
3.      Bunga yang sesungguhnya belum terdapat, jadi hanya berupa daun buah dan badan penghasil serbuk sari yang disebut strobilus. Ada dua macam strobilus yaitu strobilus jantan dan strobilus betina, strobilus jantan tersusun dari badan penghasil serbuk sari sedangkan untuk strobilus betina tersusun dari daun buah.
4.      Terjadi pembuahan tunggal (hanya menghasilkan zigot saja) selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan cukup lama.
Ciri-ciri anatomi tumbuhan biji terbuka atau gymnospermae antara lain
sebagai berikut :
1.      Akar dan batang berkambium, sehingga dapat tumbuh membesar (pertumbuhan sekunder).
2.      Pada ujung-ujung akar terdapat sel-sel pemula yang menghasilkan sel-sel kaliptra ke arah luar dan sel-sel akar ke arah dalam, tetapi tidak jelas batang kaliptra dengan ujung akar.
3.      Batang tidak mempunyai floeterna (sarung tepung) yaitu endodermis yang menghasikan zat tepung.
4.      Buluh kayu pada berkas batang pengangkut akar dan batang terbentuk dari trakeid saja sehingga bersifat homogen.
Pada pertumbuhan gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka , kadang-kadang ditemukan strobilus yang berupa helaian, serupa dengan kulit, ukurannya cukup besar dan berbentuk seperti jarum atau sisik-sisik kecil. Bunga atau strobilusnya berkelamin satu dan ada yang berumah satu atau dua serta telanjang. Bunga atau strobilus jantan mirip bunga bentuk untai (amentum), benang sarinya sangat banyak, tangkai sari dengan ujung perisai ini. Bunga betina yang diberi nama “kerucut” dengan banyak sisi kerucut berjejal rapat dan tersusun spiral, kadang-kadang mendukung sisik yang kedua (sisik buah), dan ini dari atas dengan bakal biji. Kerucut buah pada waktu masak jatuh bercerai berai. Biji bersayap atau tidak.
Sifat utama dari divisio Pinophyta adalah bijinya “telanjang” yang tumbuh kurang lebih terendah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai di antara daun-daun. Sebagai bandingan, biji Magnoliophyta tumbuh di dalam jaringan bakal buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang yang terbuka dan serbuk sari tumbuh dari tiap serbuk menembus jaringan ovul, tetapi pada Magnoliophyta serbuk sari tidak langsung bersentuhan dengan ovul, tetapi hinggap pada bagian kepala putik (stigma) dari putik (pistilum) di mana ia akan berkecambah. Tabung sari tumbuh menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya mulai memasuki jaringan ovul.
            Beberapa hal lain yang membedakan antara Pinophyta dan Magnoliophyta:
1.      Tidak adanya pembuahan ganda.
2.      Tidak adanya pembuluh trakea pada xilem, kecuali pada sub divisio Gnetophytina.
3.      Tidak adanya sel pengantar pada xylem.
4.      Adanya gametofit betina yang terdiri dari banyak sel.
5.      Adanya arkegonium pada gametofit betina (kecuali pada Gnetum dan Welwitschia).
6.      Sebagian besar berupa tumbuhan berkayu.



IV.       HASIL PENGAMATAN

1.        Daun strobilus jantan dan betina Pinus (Pinus merkusii Jung. & De Vr.)
 Berdasarkan hasil pengamatan
a.  Strobilus jantan







Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Tangkai Sporofil
4.  Sayap

 







b.  Strobilus betina


Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Sayap
4.  Biji
5.  Bakal Biji
6.  Tangkai Sporofil
 











Berdasarkan foto pengamatan
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Dok. Pribadi 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Dok. Pribadi 2014


Berdasarkan literatur
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Anonim a. 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Anonim b. 2014


2.    Daun strobiulus jantan dan betina Pakis haji (Cycas rumphii L.)
Berdasarkan hasil pengamatan
a.  Strobilus jantan







Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Tangkai Sporofil
4.  Sayap

 







b.  Strobilus betina


Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Sayap
4.  Biji
5.  Bakal Biji
6.  Tangkai Sporofil
 











Berdasarkan foto pengamatan
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Dok. Pribadi 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Dok. Pribadi 2014


Berdasarkan literatur
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Anonim c. 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Anonim d. 2014


3.    Daun strobilus jantan dan betina Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Berdasarkan hasil pengamatan
a.  Strobilus jantan







Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Tangkai Sporofil
4.  Sayap

 







b.  Strobilus betina


Rounded Rectangle: Keterangan :
1.  Sisik
2.  Tangkai Strobilus
3.  Sayap
4.  Biji
5.  Bakal Biji
6.  Tangkai Sporofil
 











Berdasarkan foto pengamatan
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Dok. Pribadi 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Dok. Pribadi 2014


Berdasarkan literatur
a.  Strobilus jantan


 







            Sumber: Anonim e. 2014
Rounded Rectangle:  b.  Strobilus betina


 








Sumber: Anonim f. 2014


V.      ANALISIS DATA

1.        Daun Strobilus Jantan dan Betina Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese)
Klasifikasi :
Kingdom              : Plantae
Divisio                  : Pinophyta
Classis                  : Pinopsida
Ordo                     : Pinales
Familia                 : Pinaceae
Genus                   : Pinus
Species                 : Pinus merkusii Jungh. & De Vriese
Sumber:  www.sith.itb.ac.id. 2014. 
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tumbuhan ini merupakan tanaman hias. Pinus tergolong  tanaman gymnospermae yang berhabitus pohon berkayu, daun berbentuk jarum, bunga berkelamin satu dan berumah satu, pangkal daunnya membulat, permukaan daunnya licin dan tidak memiliki pelepah.
            Untuk strobilusnya, strobilus jantan dan strobilus betina pada pinus letaknya  terpisah, namun masih berada pada satu pohon yang sama. Strobilus jantan letaknya pada ujung tangkai sedangkan strobilus betina pada tengah tangkai. Strobilus  jantan mirip untai, tangkai sari dengan ujung serupa perisai, ruang sari dua, dan memiliki sangat banyak benang sari. Strobilus jantan terminal atau aksilar pada sarung pendek dan membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral yang berwarna ungu kecoklatan, pada tiap mikrosporofil terdapat sepasang mikrosporangia bersayap yang bertumpuk seperti bulir, panjangnya kurang lebih 2 cm.  Sedangkan strobilus betina sering dinamakan strobilus kerucut dengan banyak sisik-sisik kerucut yang tertimbun rapat pada badannya yang tersusun secara spiral. Sisik penutup serupa dengan selaput dan kerap kali  menghilang. Strobilus betina memiliki sisik-sisik ovula yang juga tersusun spiral, sisik ovula tumbuh pada ketiak sisi braktea. Strobilus betina yang sudah masak tumbuh menjadi konus atau runjung yang mengeras dan mengayu dan lama kelamaan akan jatuh ke tanah.
Menurut literatur Wikipedia.com, pinus atau tusam bersifat berumah satu atau monoecious, yaitu dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan strobilus betina namun letaknya terpisah. Strobilus jantan terdapat di ujung cabang, membawa banyak mikrosporofil yang tersusun secara spiral. Sedangkan strobilus betina terletak agak jauh dari ujung cabang; terdiri dari sisik-sisik ovula yang tersusun secara spiral.

2.        Daun Strobilus Jantan dan Betina Pakis Haji (Cycas rumphii L.)
Klasifikasi:
Kingdom              : Plantae
Divisio                  : Pinophyta
Classis                  : Cycadopsida
Ordo                     : Cycadales
Familia                 : Cycadaceae
Genus                   : Cycas
Species                 : Cycas rumphii L.
       Sumber:  www.sith.itb.ac.id. 2014. 
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pakis haji adalah termasuk dalam divisio Pinophyta atau tumbuhan yang berbiji terbuka. Pakis haji merupakan tumbuhan pohon yang menyerupai palem tetapi ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang dan sistem perakarannya tunggang.
Untuk strobilusnya, strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji terdapat pada dua buah pohon yang berbeda atau terpisah.  Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral dan masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya. Ovul kemudian akan berkembang dan menghasilkan biji. Berat strobilus betina sampai mencapai 35 kg. Sisik strobilusnya tersusun spiral di sekeliling poros tengah, tetapi pada strobilus betina ini kurang bervariasi dan berbeda bentuknya dibandingkan strobilus jantan. Setiap sisik strobilus berisi dua bakal biji yang masing-masing duduk pada satu sisi tangkai sisik. Pada pakis haji megasporangium muncul pada alat yang mirip daun, disebut megasporofil, yang jauh lebih kecil daripada daun sejati, tetapi seperti halnya daun, mempunyai struktur pipih, panjang 15-20 cm, berbentuk spiral tertutup pada batang utama. Tiap megasporofil terdiri atas bagian distal yang terbagi menyirip dan bagian proksimal yang mirip tangkai dengan 3-10 megasporangium. Selama hidup tumbuhan betina pakis haji, meristem ujungnya berselang-seling menghasilkan daun sejati dan megasporofil. Jika megasporofil telah memenuhi fungsi perkembangbiakan maka megasporofilnya akan gugur.
Untuk penyerbukan pada pakis haji dibantu dengan oleh angin atau serangga,. Strobilus jantan menghasilkan aroma yang cukup menyengat sehingga serangga tertarik kepadanya. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembangbiak pada saat yang sama. Setelah terjadi pembuahan, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya.
            Untuk sifat lainnya daun pakis haji umumnya sempit, tebal, dan kaku. Daunnya merupakan daun lengkap karena terdiri atas dari upih/pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Untuk tangkai daunnya terdapat duri yang menempel, durinya sangat tajam. Pada tangkai daunnya memiliki anak daun yang sangat banyak pada kiri dan kanannya dengan ciri-ciri daun berbentuk bangun lanset, pangkal dan ujung daun runcing, tepi daun ratanya, dan untuk tata letak daunnya pada tangkai adalah berseling. Untuk bijinya bulat memanjang berwarna coklat atau orange.
Menurut literatur Wikipedia.com, semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan tumbuhan jantan dari strobilus jantan yang tumbuh di ujung batang. Strobilus betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun. Walaupun disebut pakis, dan daun  mudanya seperti pakis sejati, pakis haji sama sekali bukan anggota tumbuhan bersprora seperti pakis-pakis yang lain. 

3.      Daun strobilus jantan dan betina melinjo (Gnetum gnemon L.)
Klasifikasi:
Kingdom               : Plantae
Divisio                   : Pinophyta
Classis                   : Gnetopsida
Ordo                      : Gnetales
Familia                  : Gnetaceae
Genus                    : Gnetum
Species                  : Gnetum gnemon L.
      Sumber:  www.sith.itb.ac.id. 2014. 
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tumbuhan melinjo merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon berkayu dengan tinggi 5-22 m, dan ranting pada ruas membesar dan berbuku. Untuk daunnya letaknya berhadapan, bentuknya elips memanjang, tanpa daun penumpu, bertangkai, dan tulang daunnya menyirip.
            Untuk strobilusnya, strobilus jantan dan betina pada tanaman melinjo berada pada satu tangkai strobilus yang tumbuh di ketiak daun namun terpisah. Strobilus betina terdapat tenda bunga berbentuk tabung dan satu bakal biji telanjang dengan dua selubung, selubung terluar pendek, yang terdalam memang menjadi buluh yang serupa tangkai putik yang menonjol selain itu terdapat bakal biji, biji berbentuk bulat telur terbalik pada waktu masak berwarna merah tua dengan ujung meruncing pendek dan kulit luar berdaging. Kulit biji mempunyai 3 lapisan , yaitu lapisan kulit luar (surotesta), kulit tengah (sclerotesta) dan kulit dalam (endotesta). Buah pada tanaman melinjo duduk dengan ujung yang meruncing pendek dan kulit luarnya berdaging. Biji dihasilkan oleh bungan atau strobilus. Untuk srobilus jantan tersusun oleh 2-3 baris bunga jantan dan di atasnya satu baris bunga betina yang tidak sempurna. Strobilus jantan dengan tenda bunga berbentuk tabung, benang sari satu, ruang sari dua.
            Sebenarnya buah pada Melinjo adalah biji. Secara alami, tumbuhan melinjo berkembang biak dengan biji. Buah pada melinjo adalah buah semu atau buah buni atau buah batu.Buah duduk pada waktu masak merah tua indah, panjang 2-2,5 cm. eliptis atau bentuk bulat telur terbalik, dengan ujung meruncing yang pendek, kulit luar berdaging.
Menurut literatur Wikipedia.com, pada melinjo merupakan pohon yang berumah dua. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Strobilusnya berbuku-buku, pada setiap buku terdapat kupula yang dibentuk dari sisik-sisik braktea yang bersatu. Untuk strobilus jantan pada setiap buku terdapat 1 lingkaran bunga-bunga yang steril di sebelah atas dan dibawahnya terdapat beberapa lingkaran bunga-bunga jantan. Sedangkan pada strobilus betina hanya terdapat 1 lingkaran bunga-bunga betina. Tanaman melinjo dapat dikembangbiakan secara vegetatif ataupun generatif.

VI.             KESIMPULAN

1.        Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese.) merupakan tumbuhan berumah satu. Strobilus jantan yang banyak membawa mikrosporofil yang tersusun spiral, pada tiap mikrosporofil terdapat sepasang mikrosporangia bersayap. Sedangkan strobilus betina memiliki sisik-sisik ovula yang juga tersusun spiral, setiap sisik ovula membawa 2 ovula.
2.        Pakis haji (Cychas rumphii L.) merupakan tumbuhan berumah dua. strobilus jantan dan strobilus betina pada tanaman pakis haji terdapat pada dua buah pohon yang berbeda atau terpisah.  Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil (stamen) yang tersusun spiral dan masing-masing membawa banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan bawahnya. Sedangkan strobilus betina berbentuk sisik dengan 2-5 bakal biji. Megaspora (karpel) dari strobilus betina tersusun lepas satu dengan yang lain, setiap makrospora membawa 2 atau lebih ovula dipinggirnya.
3.        Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tumbuhan berumah satu artinya dalam satu pohon terdapat dua jenis strobilus. Baik strobilus jantan dan maupun strobilus betina berada dalam satu tangkai, bentuk bijinya seperti bulat telur terbalik.

VII.          DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri . 2014. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. FKIP
UNLAM. Banjarmasin.

Diakses tanggal 26 April 2014.

Anonim b. 201.4 http://www.sci.muni/Cycas.jpg. Diakses tanggal 26 April
2014.
Diakses tanggal 26 April 2014.

Anonim d. 2014. http://www.e-dukasi.net/mapok/images.jpg. Diakses
tanggal 26 April 2014.

Anonim e. 2014. http://www.botani.uni-karlsruhe.com  Diakses tanggal 26
April 2014.                                     

Diakses tanggal 26 April 2014.

Anonim g. 2014. www.sith.itb.ac.id. Diakses tanggal 26 April 2014.

Anonim h. 2014. Wikipedia.com Diakses tanggal 26 April 2014.

Sumardi, Issirep dan Agus Pudjoarianto. 1992. Struktur dan  Perkembangan  
Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi-UGM. 

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.