MAKALAH ILMU SOSIAL
DAN BUDAYA DASAR
(AMKU 116)
“PESATNYA PEMBANGUNAN”
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Zainal Anis, M.Hum
DISUSUN OLEH :
Alvi Sugiarto Syarif (A1C213037)
Aziza Mir’atil Hayati (A1C213017)
Fadil Ramadhan (A1C213006)
Herry Setiawan (A1C213029)
Maulidi Rahman (A1C213073)
M. Abdillah Rahman (A1C213055)
M. Apuadi (A1C213075)
M. Irwan (A1C213007)
Sri Intan Mulyanti (A1C213053)
Virginia Tamara (A1C213018)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pesatnya pembangunan”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu sosial dan budaya
dasar.
Penyusun juga berharap
makalah ini mampu memberikan sumbangan dalam menunjang pengetahuan orang lain.
Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyusun makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan
yang dimiliki penyusun karena masih sama-sama menuntut ilmu. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
karya tulis ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Banjarmasin, Maret 2014
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................... ... i
KATA
PENGANTAR ... .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...
iii
ISI
Penyebab Pesatnya Pembangunan .......................................................... 2
Dampak
dan Akibat dari Pesatnya Pembangunan.................................... 2
Pembangunan
di Banjarmasin dan Permasalahannya.............................. 3
Solusi
Terhadap Masalah Akibat Pesatnya Pembangunan..................... . 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
............ iv
PESATNYA
PEMBANGUNAN
Pembangunan
yang sering dirumuskan melalui kebijakan ekonomi dalam banyak hal membuktikan
keberhasilan. Hal ini antara lain
dapat dilukiskan di negara-negara Singapura, Hongkong, Australia, dan negara-negara
maju lain. Kebijakan ekonomi di negara-negara tersebut umumnya dirumuskan
secara konsepsional dengan melibatkan pertimbangan dari aspek sosial lingkungan
serta didukung mekanisme politik yang bertanggung jawab sehingga setiap
kebijakan ekonomi dapat diuraikan kembali secara transparan, adil dan memenuhi
kaidah-kaidah perencanaan. Dalam aspek sosial, bukan saja aspirasi masyarakat
ikut dipertimbangkan tetapi juga keberadaan lembaga-lembaga sosial (social capital) juga ikut dipelihara
bahkan fungsinya ditingkatkan. Sementara dalam aspek lingkungan,
aspek fungsi kelestarian natural capital juga
sangat diperhatikan demi kepentingan umat manusia. Dari semua itu, yang
terpenting pengambilan keputusan juga berjalan sangat bersih dari beragam
perilaku lobi yang bernuansa kekurangan (moral
hazard) yang dipenuhi kepentingan tertentu (vested interest) dari keuntungan
semata (rent seeking). Demikianlah,
hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara adil
melintasi (menembus) batas ruang (inter-region)
dan waktu (inter-generation).
Implikasinya kajian aspek spasial menjadi kurang relevan dalam
keadaan empirik yang telah dilukiskan di atas (Nugroho dan Rochmin Dahuri,
2004).
A.
Penyebab pesatnya pembangunan
Ada
3 faktor utama yang mempengaruhi pesatnya pembangunan, yaitu:
- Keserakahan (Nafsu)
Pembangunan
umumnya tak pelik mengindahkan daya tunjang lingkungan terhadap apa yang ingin
di bangun. Hal ini, berimbas pada penurunan kemampuan alam dalam menopang
kehidupan (Penurunan kondisi air tanah).
- Keegoisan
“Pencantikan
Kota” menggusur kondisi alam setempat yang bertimbal balik pada environment.
Menuntut pada kemajuan dan kemewahan hidup pada pencapaian status kota
metropolitan.
- Pengaruh Budaya Asing
Hubungan
multilateral suatu bangsa biasanya akan merubah rupa dari negara tersebut dengan menyamai dan meniru sistem pembangunan
baik pada bidang perekomonian , pendidikan hingga ketata ruangan.
B. Dampak pesatnya pembangunan
Pembangunan
memiliki dampak terhadap keanekaragaman gen dan jenis seperti Nasalis larvatus
(Bekantan), tumbuhan
Eusiderxilon zwageri, tumbuhan Coelegyne
pandurata terancam akan mengalami kepunahan akibat habitat mereka yang
sedikit demi sedikit sudah mulai menghilang.
Selain
mengarah pada penekanan kondisi hidup hewan dan tumbuhan, juga secara tidak
langsung memberikan persepsi ketidaknyaman. Seperti kurangnya lahan hijau, menurunkan
kondisi psikis masyarakat padat perkotaan, menghadirkan kejenuhan, hingga kepadatan
sampai pada keterpurukan masyarakat elit akan hubungan timbal balik
pada alam.
Pembangunan
juga berimbas terhadap lingkungan hidup atau keanekaragaman ekosistem, seperti:
- Lingkungan Air
Terancamnya ekosistem
Rawa , Sungai , Laut. Bisa juga berakibat menurunnya kadar air bersih bahkan
Ketersediannya.
2. Lingkungan Darat
Alih fungsi hutan
menjadi lahan komersil seperti pemanfaatan lahan menjadi perumahan, dll.
3. Lingkungan Udara
Ketersediaan udara
bersih akibat meningkatnya kuantitas transportasi dan perindustrian.
C.
Pembangunan di Banjarmasin
- Sejarah Singkat Perkembangan Kota Banjarmasin
Kota
Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur
Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan
hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Mulai dari suku asli
hingga Belanda dan Inggris pernah mengambil alih Banjarmasin sebagai pusat
pemerintahan.
Dipengaruhi
oleh Pasang Surut Laut Jawa sehingga berpengaruh pada Drainase kota yang
memberikan wajah khas tersendiri. Melalui banyaknya sungai , masyarakat Banjar
memanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan yaitu Transporatasi air ,
Pariwisata , Perikanan dan Perdagangan.
Namun,
sektor pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak lagi berasas pada budaya
asli masyarakat Banjar yang menjadikan sungai sebagai bagian hidupnya.
Tahun
ke tahun pembangungan Banjarmasin sudah sangat menjauhi akar budaya
pembangungan. Mantan Walikota Banjarmasin Effendi Ritonga “Banjarmasin kalau ingin mengejar kota modern, tak harus
melupakan jati dirinya. "Buat apa saya ke Banjarmasin, kalau sama dengan
Jakarta. Kalau disini dibangun gedung bertingkat, di Jakarta sudah banyak. Yang
tak ada di Jakarta itu adalah sungai di bahu jalan. Oh, betapa indahnya,“.
b. Penyebab
Gagapnya Pembangunan di Banjarmasin
•
Kurangnya Pemahaman akar budaya
masyarakat dan pemerintah selaku pihak yang bermain dalam laju pertumbuhan
•
Pembangunan hanya melihat keindahan dan
kemewahan aspek bangunan-bangunan yang di canangkan.
•
Tidak adanya tata ruang dan pengaturan
yang kurang dalam menopang laju pertumbuhan pembangunan. Dalam hal ini, menjadi
kewajiban bagi pemerintah untuk mengatur dan mengendalikan pembangunan berbasis
lingkungan.
c. Dampak pembangunan di Banjarmasin
1. Pembangunan baru
mengubur nilai estatika Sejarah kota.
2. Macetnya aliran dan Hilangnya
keberadaan sungai oleh bangunan-bangunan.
3. Pembangunan yang
tidak bertumpu pada historika menyebabkan pergeseran
status sungai menjadi bak sampah raksasa.
4. Pencemaran Air
menyebabkan terancamnya masyarakat Banjar yang sehari-
harinya dekat dengan kehidupan air.(Ancaman
Kebersihan & Kesehatan).
5. Pergantian fungsi
hutan menjadi lahan komersil di Banjarmasin sangat
membahayakan.
6. Udara bersih di
Banjarmasin menjadi barang yang mahal akan banyaknya
pencemaran dan tidak bisanya dalam
perawatan alih tata kota juga tingginya
angka alat transportasi yang “membabat”
hutan Banjarmasin.
D.
Solusi terhadap masalah akibat pesatnya pembangunan
•
Sejalan dengan makin meningkatnya angka
kependudukan setiap tahunnya maka pembangunan yang memperhatikan lingkungan
tidak mustahil terwujud , hal ini akan memberikan warna dan ciri khas
tersendiri bagi wilayah tsb.
•
Banjarmasin bukannya tidak mungkin
memiliki kota yang unik dengan alamiah sungainya.
•
Jika sungai di akomodir dengan kota Banjarmasin
maka akan memberikan aset pariwisata yang luar biasa memikat bagi Indonesia.
•
Dalam pembangunan jangan mengacuhkan
prinsip lingkungan karena hal ini akan menjadi boomerang bagi kesehatan bangsa
itu dan dunia sendiri.
11 Kota di dunia yang
hidup harmonis dengan sungainya yang kita bisa jadikan sebagai contoh:
1.
Kampung Anyer , Brunei Darussalam
2.
Ko Panyi , Thailand
3.
Desa Apung di Teluk Halong , Vietnam
4.
Kar Lar Ywa , Myanmar
5.
Wuzhen, China
6.
Geithoorn , Belanda
7.
Apung Uros , Peru
8.
Zhouzuang , China
9.
Ganvie , Benin
10.
Tongli , China
11.
Venesia , Italia.
Daftar Pustaka
Penduduk_Dalam_Pembangunan_Berkelanjutan
Daikses
16 Maret 2014.
Nugroho
dan Rochmin Dahuri. 2004. Teori dan
Indikator Pembangunan. Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar