BEBERAPA UNSUR UNIVERSAL DALAM SISTEM-SISTEM MEDIS[1]
1. Sistem Medis adalah bagian integral dari
Kebudayaan
Pada awal perkuliahan, kita
sudah membincangkan tentang konsep dan definisi kebudayaan, wujud kebudayaan
akan tetapi kita belum menyentuh tentang pranata.Pranata adalah sistem antar
hubungan peranan-peranan dan norma- norma yang terwujud sebagai tradisi untuk
upaya pemenuhan kebutuhan sosial utama tertentu, yang dirasakan perlunya oleh
warga masyarakat yang bersangkutan.Bentuk pranata sosial terdiri dari pranata
sosial ekonomi, pranata sosial agama, pranata sosial pendidikan, pranata sosial
keluarga dan kekerabatan, pranata sosial kesehatan dan pranata sosial politik.
Pranata – pranata utama
dalam setiap kebudayaan berhubungan satu dengan yang lainya dan memenuhi fungsi
khusus dalam hubungannya.Setiap pranata penting bagi berfungsinya secara normal
di area sebuah kebudayaan dan kebalikanya memerlukan yang lainya untuk
kelanjutan eksistensinya.Begitu juga tentang Pranata kesehatan. Sebagai contoh, kepercayaan terhadap
penyakit pada banyak masyarakat sangat terjalin erat dengan magi dan religi
sehingga tidak mungkin untuk memisahkan keduanya. Mitologi dianggap penting untuk
menjelaskan kosmologi,dewa-dewa, dan mahluk – mahluk lain yang mendatangkan penyakit.Peran
pranata – pranata sosial tercermin dalam prananan dukun serta hubungan
mereka,dengan keluarga dan penderita. Bentuk – bentuk hukumnya muncul dalam
menemukan tanggung jawab atas penyakit apabila ilmu sihir terlibat,sedangkan
ekonomi terlihat ketika dukun (shaman) diberi upah atas jasanya oleh keluarga
penderita.
Dalam kata lain sistem medis
harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan pola – pola kebudayaan, tidak bisa
dimengerti apa bila hanya dilihat dari pengertian dari medis itu sendiri.Setiap
kebudayaan telah mengembangkan suatu sistem kesehatan yang mendukung hubungan
timbal balik yang tidak luntur dalam pandangan hidup yang berlaku.Pandangan ini
pada dasarnya memperkuat apa yang dinyatakan oleh Pellegrino ( dalam Foster
1986 : 49 ), yaitu tingkah laku medis dari individu maupun kelompok tidak akan
dimengerti jika terpisah dari sejarah kebudayaan yang umum.
Seorang pakar mencoba
memberikan contoh tentang apa yang dimaksud,misalnya dalam pengobatan
tradisional Cina yang mempengaruhi ide dan praktek kedokteran : sebab penyakit
dianggap sebagai akibat dari disharmonis antara kekuatan yin dan yang. Manusia dianggap
sebagai mikrokosmos dari jagat raya ( makrokosmos ) yang terjadi dari lima
unsur –kayu, api,tanah, logam ,air yang sebaliknya mempengaruhi lima
bagian tubuh, panca indra, panca warna,dan panca rasa. Pendek kata, kedokteran Cina ditandai oleh pikiran –
pikiran yang kabur tentang anatomi manusia.Terapinya ditujukan terhadap
pemilihan elemen Yang yang hilang.
Dalam masyarakat rumpun, banyak kepercayaan
dan praktek medis adalah magi. Ilmu gaib dipakai untuk
menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan kemalangan dan digunakan untuk
mengawasi lingkungan sosialnya.
2. Penyakit ditentukan oleh kebudayaan
Penyakit dalam kebudayaan sangat berbeda dengan
apa yang dinyatakan oleh dunia kedokteran.Penyakit menurut kebudayaan adalah
pengakuan sosial, bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar,dan
bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi itu. Dalam arti lain,penyakit menurut budaya
adalah illness.Contoh dipedalaman Yunani ,kasus –kasus campak,gondok, cacar air dianggap
sebagai penyakit wajib yang harus dialami oleh setiap anak menjelang dewasa.
3. Semua sistem – sistem medis memiliki segi
–segi pencegahan dan pengobatan
Dalam pengobatan modern kita mengenal adanya
dikotomi formal antara pengobatan preventiv ( kesehatan masyarakat) dan
pengobatan kuratif ( klinik sebagian besar sektor swasta).
Dikalanagan penduduk non- barat,pengobatan preventiv merupakan tindakan
individu yang secara logis mengikuti konsep tentang muasal penyakit,kenapa
jatuh sakit,mengajarkan apa yang harus dilakukan untuk menghindari sergapan
penyakit itu.Apa bila mereka yakin,bahwa penyakit itu kiriman dewa atau leluhur
yang marah terhadap tingkah mereka perbuat.Atau anak memakai jimat sebagai
penolak bala.
4. Sistem medis memiliki sejumlah fungsi
a. Sistem teori penyakit memberikan rasional
bagi pengobatan.(apabila seseorang kena santet maka pengobatannya diarahakan
untuk membujuk atau menetralisir agar penyakit itu tidak kembali lagi.Mirip apa
bila dokter memperoleh hasil analisia lab,bahwa si penderita terkena radang
maka si dokter akan membuat resep mungkin antibiotik.
b. Suatu sistem teori penyakit menjelaskan
mengapa.Misalnya,mengapa satu kampung terkena penyakit kulit?, mengapa panen gagal?
c. Sistem –sistem teori penyakit seringkali
menjalankan peran kuat dalam memberi sangsi dan dorongan norma – norma budaya
sosial dan moral.Sangsi diyakini dikarenakan oleh dosa, melanggar tabu.
d. Suatu sistem teori penyakit dapat
memberikan rasional bagi pelaksanaan –pelaksanaan konservasi.Orang Indian
Tukano di Amazon Colombia, mereka makan utamanya singkong, protein diperoleh
dari hewan buruan dan ikan.Orang Indian itu meyakini,hewan- hewan itu dibawah
penguasa Hewan yang harus dipuja dan memerlukan izin apa bila ingin menangkap
ikan atau memburu hewan.Cara ini pada dasarnya bentuk lain dari pelanggaran
berburu atau menagnkap ikan setiap hari dan secara besar-besaran.
KONSEPTUAL SISTEM PERAWATAN KESEHATAN[2]
1.
Hantaran
Perkembangan
Antropologi kesehatan memunculkan apa yang dikemukakan oleh Kleinman (1980),
yaitu perawatan kesehatan ( health care ).
Yang diakuinya sebagai sistim budaya. Sistem perawatan kesehatan
mengintegrasikan komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan yang
mencakup pengetahuan dan kepercayaan tentang kausalitas ketidasehatan,
kedudukan dan peran, kekuasaan, latar interaksi, pranata-pranata dan
jenis-jenis sumber serta praktisi perawat yang tersedia.
Sistem
perawatan kesehatan memberi jalan bagi peneliti untuk dapat memahami bagaimana
pelaku-pelaku dalam suatu masyarakat tertentu memikirkan mengenai perawatan
kesehatan dan cara-cara bertindak dalam kenyataan komponen-komponen yang
dimaksud. Tujuan dari sistem perawatan kesehatan yaitu penyembuhan.
2.
Realitas
dan Lingkungan Hidup Individu
Perawatan kesehatan lebih diarahkan pada
individu dalam konteks realitas dan
Lingkungan hidupnya termasuk lingkungan fisik. Lingkaran
pribadi (sistem pribadi)
hemat
Kleinman merupakan suatu kesatuan dari kenyataan psikologis dan biologis yang
secara prosesual berkaitan satu dengan lainya.
Lingkaran berikutnya adalah sistem
sosial-budaya yaitu setiap individu mengalami
proses sosialisasi dan enkulturasi serta
memperoleh
mengembangkan identitas kelompok kemasyarakatannya. Dalam
lingkungan
sosial seseorang menjalankan paranan-peranan dalam bentuk pelaksanaan
hak-hak
serta kewajiban sesuai dengan kedudukan serta norma-norma yang berlaku
(realitas
sosial).. Lingkaran luar menunjukan lingkaran fisik sebagai ruang alam tempat
beragam
sumber yang diperlukan bagi kehidupan manusia (realitas fisik).
Realitas
simbolik sebagai penghubung antara kenyataan psikologis dan biologis
dengan kehidupan sosial budaya. Tampak realitas
simbolik menunjukan kemampuan
dan
penguasan sistem simbol dan makna yang dimiliki individu yang terbangun dalam
proses
sosialisasi dan enkulturasi. Realitas
simbolik memungkinkan bagi individu
untuk
mengerti pengalaman mereka maupun mempermudah pembentukan identitas
sesuai
dengan norma sosio budaya. Dalam arti lain, makna-makna simbolik
mempengaruhi proses-proses psikologis utama,
seperti perhatian, keadaan, kesadaran,
persepsi,
penghayatan, ingatan dan motivasi.
3.
Realitas
Klinis
Realitas klinis adalah sistem sosial yang
terwujud dalam menjalankan
Peranan- peranan
dalam memenuhi hak-hak, kewajiban,-kewajiban, tugas-tugas, dan
harapan-harapan sesua dengan kedudukan
seseorang sesuai dengan aturan yang diatur
oleh sistem
budaya ( nilai,norma, aturan-aturan formal dan lain-lain) yang dijalankan
dalam latar
transaksi-transaksi komunikaif berhubungan dengan ganguan kesehatan,
mencari
perawatan medis, interaksi praktisi-pasien, kegiatan-kegiatan terapi dan
evaluasi
hasil
terapi.
4
Sektor-sektor Perawatan Kesehatan
a. Umum
b. Kedukunan
c. Profesional
4.a Sistem Perawatan Umum (populer sector)
Sektor sistem perawatan umum
dalam setiap lokalitas kesatuan sosial cenderung untuk selalu merupakan. Bagian
terbesar dari sektor lainnya.. Sistim ini melebihi sistem-sistem perawatan
lainnya adalah karena peranannya sebagai pengobatan pembantu bagi
penderita-penderita yang menjalani perawatan pada salah satu sumber lainnya,
baik dukun maupun praktisi kedokteran atau profesional lainnya. Dengan kata
lain, fungsi sistem perawatan umum adalah sebagai perawatan utama maupun
sebagai perawatan pembantu.
4.b Sistem Perawatan
Kedukunan
Salah
satu pusat perhatian dalam konteks sosial budaya dari kalangan antropologi ini
adalah sistem kedukunan atau sistem medis tradisional/pribumi dengan
memperhatikan bentuk-bentuknya yang kodrati maupun adikodrati dari segi-segi
etiologi, terapi, dan prevensi penyakit, jasmani maupun jiwa.
4.c Sistem Perawatan Profesional
Sektor
sistem perawatan profesional merupakan berbagai profesi perawatan yang
terorganisasi dengan berbagai pranata pelayanan kesehatan. Seperti yang
terdapat di semua negara di dunia ini, profesi ini dikenal sebagai sistem medis
formal, modern, ilmiah, dan kosomopolitan, atau kedokteran modern. Di samping itu, tergolong pula
dalam sektor ini, antara lain, adalah sistem-sistem medis tradisional kodrati
yang berkembang dalam peradaban Cina, medis ayurveda dari India dan sistem
medis Galanic-Arabic.
PERSEPSI TENTANG SEHAT-SAKIT DAN PERILAKU SAKIT[3]
I
Konsep dasar
Perilaku manusia merupakan
refleksi dari beragam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku aktif
dapat dilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, misalnya pengetahuan,
persepsi dan motivasi. Bloom membedakan antara perilaku kognitif (pengetahuan),
afektif (emosi) dan psikomotor (tindakan).
Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, obyek
atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional/ afektif
(senang, benci, sedih dlsb) disamping kognetif dan psikomotor.
Pengetahuan lebih bersifat
pengenalan suatu benda/obyektif. Selain bersifat positif atau negativ, sikap
memiliki tingkat ke dalam yang berbeda (benci dan agak benci).,
Proses pembentukan atau
perubahan perilaku dapat dipengaruhi dari dalam maupun luar individu( persepsi,
motivasi dan emosi). Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari
penglihatan, pendengaran, penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah
dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan diwujudkan dalam
bentuk tindakan/perilaku. Emosi berkaitan dengan kepribadian indivindu.
II
Suatu obyek atau situasi dapat dipersepsikan
secara berbeda oleh beberapa individu.
Begitu juga dengan konsep sehat atau
sakit. Persepsi masyarakat tentang tentang sehat/sakit selalu dipengaruhi oleh
unsur pengalaman masa lalu dan sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan
berupaya sedapat mungkin menerapkan menerapkan kriteria medis yang obyektif
berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya selama pendidikan guna melindungi
fisik dari individu. Perbedaan persepsi antara petugas keehatan dan masyarakat
menimbulkan persoalan dalam melaksanakan tugasnya.Katakan saja, apabila si
individu merasa penyakitnya disebabkan oleh mahluk halus maka ia akan berobat
ke orang pinter untuk mengusir roh yang
menbuatnya sakit sehingga ia sembuh kembali.
Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai
ganguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau
tekanan dari lingkungan. Sebaliknya, sakit (illness) adalah penilaian individu
terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Fenomena subyektif ini ditandai
dengan perasaan tidak enak Mungkin secara obyektif si individu terserang
penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya namun dia tidak
merasa sakit, sehingga ia tetap bekerja. Bandingkan dengan Orang di negri
Barat. Batasan sehat yang diberikan oleh organisasi kesehatan se dunia (WHO)
kurang lebih diartikan,bahwa sehat itu tidak hanya menyangkut kondisi fisik,
melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang.
Petugas kesehatan umumnya menditeksi kebutuhan
masyarakat akan upaya kesehatan pada tahap awal. Kebutuhan itu tidak hanya
dideteksi pada awal dimulainya suatu penyakit tetapi lebih awal lagi, yaitu
ketika orangnya masih sehat tetapi membutuhkan upaya kesehatan guna mencegah
munculnya penyakit-penyakit tertentu. Sebaliknya, masyarakat baru merasakan
membutuhkan upaya kesehatan apabila ia
dalam tahap sakit yang parah.
Di negeri kita, banyak penderita sebelum pergi ke petugas kesehatan, ia pergi dulu
berobat ke dukun atau ke pengobatan-pengobatan tradisional, tidak jarang ia
semakin parah penyakitnya.
Perilaku sakit
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk
tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran dan makanan bergizi.
Menurut Mechanic banyak faktor yang menyebabkan
orang bereaksi terhadap penyakit, antara lain:
1. Dikenalinya atau dirasakannya gejala-gejala
yang menyimpang dari biasa
2. Banyak gejala yang ditanggap serius dan
diperkirakan menimbulkan bahaya
3. Dampak gejala yang dianggap serius dan
diperkirakan menimbulkan bahaya
4. Dampak gejala itu terhadap hubungan dengan
keluarga, hubungan kerja dan dalam kegiatan sosial lainnya
5. Frekuensi dari gejala dan tanda-tanda yang
tampak
6. Informasi, pengetahuan dan asumsi budaya
tentang penyakit itu
7. Perbedaan interpretasi terhadap gejala
yang dikenalnya
8. Adanya kebutuhan untuk bertindak mengatasi
gejala sakit
9. Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan
mencapai saran itu.
Dalam menganalisa kondisi tubuhnya, orang
melalui dua tingkat analisa, yaitu:
1. Batasan sakit menurut orang lain
2. Batasa sakit menurut diri sendiri
Dalam menentukan reaksi/tindakannya
sehubungan dengan gejala penyakit yang
dirasakannya, menurut Suchman
berproses melalui taha-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pengenalan gejala: Individu
memvonisi dirinya dalam keadaan sakit
2. Tahap asumsi peranan sakit; Individu
mencacari pengakuan dari kerabatnya tentang sakitnya jika perlu ia meminta izin
agar ia dibebaskan dari tugas rutinnya
3. Tahap ketergantungan si sakit: Ia mematuhi
proses penyembuhan
4. Tahap rehabilitasi: individu memutuskan
predikatnya sebagai orang sakit.
PREMIS-PREMIS PROFESIONAL KESEHATAN
INTERNASIONAL
PERHATIAN NEGARA-NEGARA BARAT UNTUK MEMBANTU NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DALAM
PROGRAM PELAYANAN MEDIS DAN KESEHATAN
MASYARAKAT INTERNASIONAL DIPENGARUHI OLEH PREMIS-PREMIS SEBENARNYA TIDAK
MENDUKUNG KEBERHASILAN TUJUAN-TUJUAN PROGRAM SECARA MENYELURUH
PREMIS PERTAMA
BENTUK-BENTUK KEPRANATAAN DAN PRAKTEK-PRAKTEK KLINIS SISTEM-SISTEM MEDIS NEGARA-NEGARA INDUSTRI MERUPAKAN
MODEL-MODEL TEPAT GUNA BAGI PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN DI SEMUA NEGARA.
GAGASAN-GAGASAN SEBAGAI BERIKUT;
1.
PRAKTEK-PRAKTEK
MEDIS KURATIV DAN PREVENTIV YANG PALING BAIK DAN MAJU YANG ADA DI AMERIKA,
SERTA KERANGKA KEPRANATAAN YANG MENYEDIAKAN PELAYANAN DAPAT SEPENUHNYA
DITERAPKAN SECARA MEMUASKAN PADA SEMUA LATA SOSIO BUDAYA DAN EKONOMI
2.
MASYARAKAT
DAN NEGARA BERKEMBANG AKAN SEGERA MENYAKSIKAN
MANFAAT-MANFAATNYA ASAL SAJA MEREKA MENINGGALKAN PRAKTEK-PRAKTEK MEDIS
KUNO DAN SEGERA MENGADOPSIKAN PRAKTEK-PRAKTEK MEDIS BARU.
PREMIS KEDUA
BAHWA PROGRAM-PROGRAM MEDIS DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA-NEGARA
BERKEMBANG AKAN DAPAT BERHASIL JIKA DALAM PERANCANAAN DAN PELAKSANAAN
DIPERHITUNGKAN DENGAN SEKSAMA KAREKTERISTIK-KAREKTERISTIK SOSIAL, BUDAYA, DAN
PSIKOLOGIS DARI KELOMPOK SOSIAL YANG MENJADI SASARAN
PREMIS KETIGA
PROGRAM-PROGRAM MEDIS DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
MEMBUTUHKAN POLA PEMAHAMAN MENGENAI
MASALAH-MASALAH SOSIAL, BUDAYA DAN PSIKOLOGIS YANG TERDAPAT DALAM ORGANISASI
INOVASI DAN KALANGAN PROFESINAL
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN BEBERAPA MODEL PERILAKU
Tujuan akhir dari program
kesehatan adalah menumbuhkan perilaku sehat dalam masyarakat dan salah satu
fungsi petugas kesehatan adalah memberikan informasi/pendidikan tentang
kesehatan.
PERAN PENDIDIK KESEHATAN
Beberapa studi menunjukan,
bahwa Puskesmas dan Posyandu di daerah tertentu
tidak dimanfaatkan secara optimal. Dalam konteks ini tugas utama dari
pendidikan kesehatan harus mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan
mencakup kegiatan meningkatkan kesadaran dan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan dan rehabilitasi.
Persoalannya bagaimana
merubah perilaku dapat digolongkan menjadi tiga macam cara:
1.
Menggunakan
kekuasaan, tetapi cara ini tidak dapat bertahan lama
2.
Memberikan
informasi
3.
Diskusi
dan partisipasi
MODEL PENGURANGAN RASA TAKUT
Berbagai studi membuktikan,
bahwa emosi seseorang besar pengaruhnya terhadap penerimaan dan pengolahan informasi yang
diterimanya. Semakin kuat emosi seseorang, semakin berkurang kemampuan rasionalnya dalam
mengolah suatu informasi ( maes, 1083). Contoh apabila seseorang mendengar
vonis medis dari seorang dokter, tentang dirinya terkena kanker payudara.
Biasanya ia terkejut, takut, sedih sehingga cenderung menolak dioperasi. Salah
satu caranya, ialah memberikan informasi agar si pasien dapat mengurangi rasa
takutnya dengan cara memberikan alternativ penyembuhannya, misalnya dengan
menyatakan, bahwa kanker dapat disembuhkan melalui operasi, penyinaran atau
dengan teknologi canggih lainnya.
Namun rasa takut terkadang
justru memacu si pasien untuk mematuhi nasehat dokter untuk melakukan tindakan
kesehatan seperti advis dokter.
TEORI-TEORI INNOVASI ROGERS
Innovation decicion process (Rogers)---yang
diartikan sebagai proses kejiwaan yang
dialami oleh individu, sejak ia menerima
informasi/pengetahuan tentang suatu hal yang baru sampai pada saat ia menerima
atau menolak ide baru itu. Rogers dan
Shoemakers (1971) menyatakan proses adopsi innovasi melalui 5 tahap:
(1)mengetahui/menyadari tentang ada ide-ide baru (awareness); (2) menaruh
perhatian (interest), (3) memberikan penilaian ( evaluation), (4) mencoba
memakainya ( trial), dan (5) apabila menyukainya maka mengadopsinya.
Rogers dan Shoemakers (1978) memperbarui lagi
teorinya , ketika ia melihat dilapangan, bahwa proses adopsi tidak berhenti setelah ditolak ataupun diterima.
Situasi kelak akan berubah akibat dari pengaruh lingkungan. Rogers dan
Shoemaker (1978) mengubah teori terdahulunya dengan membagi proses pembuatan
keputusan tentang inovasi menjadi empat tahap; (1) individu menerima informasi
dan pengetahuan berkaitan dengan ide baru ( knowledge); (2) Pengetahuan ini
memunculkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek itu dan fase ini
dipergunakan oleh petugas kesehatan untuk membujuk atau meningkatkan
motivasinya guna bersedia menerima obyek yang dianjurkan (persuasion).
Tergantung kepada hasil persuasi petugas dan pertimbangan pribadi individu,
maka dalam tahap decision dibuat keputusan untuk menerima atau justru menolak
ide tersebut. Sebaiknya petugas/pendidik tidak cepat merasa puas jika ide itu
diterima, sebab kini invidu memasuki tahap penguatan (confirmation). Bila
lingkungan mendukung positiv maka perilaku yang baru (adopsi) dipertahankan,
dan sebaliknya. Sebaliknya, suatu penolakanpun dapat merubah menjadi adopsi
apabila justru memberikan dukungan agar si individu mau menerima ide tersebut
TEORI PERTENTANGAN KEKUATAN (LEWIN)
Teori yang dinamakan force field analysis--- teori ini berasumsi,
bahwa setiap individu selalu terdapat kekuatan/dorongan yang saling
bertentangan, yaitu driwing forces—(kekuatan untuk melakukan tindakan) dan
restraining forces ( melarang/menghambat tindakan itu.
Dalam konteks ini, perubahan perilaku biasanya
yang diinginkan agar individu memilih/memenang driving forces. Hemat Lewin caranya adalah:
(a) Memperkuat driving forces—dengan cara
menggalakan upaya persuasi dan pemberian informasi tentang program kesehatan
yang sedang dilaksanakan;
(b) Mengurangi restraining forces, memperkecil
hambatan yang ada dalam individu (fisik, psikologis, ekonomis) serta di masyarakat (tabu, norma sosial, dan tradisi)
(c) Memperkuat unsur pendorong dan sekaligus
mengurangi hambatan yang ada
Proses perubahan perilaku
hemat Lewin melalui 5 tahap:
1. Tahap pencairan (unfreezing) inividu mulai
mencari informasi tentang mengidentifikasi kemungkinan yang berkaitan dengan
perilaku yang baru, keuntungannya, hambatannya, dan resiko apabila
2. Tahap Diagnosa masalah ( problem
diagnosis)
3. Tahap penentuan tujuan (goal setting)
4. Tahap penerimaan perilaku baru (new
behaviour)
5. Tahap pembekuan kembali (refreezing
PERUBAHAN
DAN KONSEKWENSI
MANUSIA PRAAKSARA------------ BERBURU DAN MERAMU=======IMITASI
POPULASI MANUSIA BERTAMBAH DAN TERKOSENMTRASI DI WILYAHA YAN G SEMPIT
BERDAMPAK: Bertambahnya keperluan penyediaan makanan dan air dalam jumlah yang
besar, pembuangan sampah/kotoran, dan meningkatnya kontak antar individu
membuat penyebaran penyakit semakin melebar secara langsung ke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar